Tuesday, January 8, 2013

MARXISME ILMU DAN AMALNYA (paparan populer)

Politik Itu Penting Sekali. Jika Kita Menghindarinya,  Kita Akan Digilas Mati Olehnya “ 
( Njoto ).
 
Njoto adalah satu dari banyak nama yang muncul saat kita membaca atau menelusuri literature dan jejak sejarah gerakan komunis di Indonesia. Orang-orang komunis yang sering diungkapkan Soekarno (dalam setiap pidatonya) banyak berjasa dalam perjuangan bangsanya. Beribu-ribu mereka dibuang ke tempat-tempat pembuangan ke Digul atau mati dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda.

Dilahirkan di Bondowoso, 17 Januari 1927, Njoto anak tertua (satu-satunya lelaki) dari 3 bersaudara. Njoto tidak hanya dikenal sebagai salah satu dari Empat Serangkai orang-orang muda yang memimpin Partai Komunis Indonesia: Aidit, Lukman, Njoto, Sudisman. Njoto sendiri kemudian dikenal sebagai Wakil Ketua II CC PKI di samping sebagai seorang publisis, penyair, essais dan penulis naskah pidato Bung Karno. Di kantor redaksi koran Harian Rakjat Njoto menulis editorial, pojok atau kolom Catatan Seorang Publisis tempat dia menggunakan nama pena Iramani.

Wednesday, January 2, 2013

SOAL -SOAL DI SEKITAR KRISIS KAPITALIS

TENTANG ROESTAM EFFENDI   

Suatu minggu ditahun 1933, ketika Jerman dikuasai Adolf Hitler, Orang muda Hindia berpidato dalam sebuah rapat umum untuk pemilihan umum angota parlemen di Tiel.  Dalam rapat umum itu pemuda itu menuduh Hitler sebagai ‘Oorlogsmoordenaar’ (calon pembunuh perang).  

Karenanya pemerintah Belanda mengenakan delik, menghina kepala negara tetangga, pemuda itu diadili di kota itu juga. Karena kesal dengan sikap arogan sang hakim yang terlalu merendahkan dirinya, pemuda itu berkata. “En wat doen yullie, uitbeitter in mijn land?”.(Dan apa yang dilakukan Yullie, lebih baik di negerinya).  

Publik yang hadir dalam pengadilan itu bereaksi, mereka memberikan simpatinya pada pemuda itu dengan sorakan yang mempermalukan hakim tadi. Kendati dapat banyak simpati, tetap saja pemuda itu dijebloskan juga ke penjara. Bagi pemuda ini dikemudian hari, pemerintah Belanda dengan sengaja ingin menjegalnya sebagai anggota parlemen. Menurut ketentuan saat itu, orang terhukum tidak diperbolehkan menjadi anggota parlemen. Karena bukan terlibat kasus pidana atau perdata usaha pemerintah Belanda di negeri Belanda menghalangi pemuda itu naik ke kursi Tweede Kamer itupun gagal. Atas simpati sebagian rakyat Belanda lewat surat yang dikirim orang-orang Belanda yang simpati pada orang-orang Hindia, popularitas pemuda itu naik, dan akhirnya terpilih sebagai anggota parlemen.

Monday, December 31, 2012

MAS MARCO, “SAIR & BACAAN LIAR” JAMAN BERGERAK

Awal Abad 20 merupakan awal lahirnya  bacaan- bacaan yang ditulis kaum bumi putera yang dipelopori oleh RM. Tirtoadhisoerjo. sebagai seorang pelopor pergerakan nasional yang memproduksi bacaan-bacaan fiksi dan non-fiksi.

RMT telah mendorong beberapa tokoh pergerakan untuk melakukan hal yang sama, seperti  Mas Marco Kartodikromo, Soeardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkoesoemo, Semaoen, Darsono dan  lainnya.

Mereka semua menghasilkan bacaan-bacaan populer yang terutama ditujukan untuk mendidik bumiputra yang miskin (kromo). Bacaan-bacaan yang mereka hasilkan merupakan ajakan untuk mengobati badan bangsanya yang sakit karena kemiskinan, juga jiwanya karena kemiskinan yang lain, kemiskinan ilmu dan pengetahuan. Penyebaran gagasan dalam bentuk bacaan bacaan politik berkenaan dengan konsep pergerakan.

Bagi kaum pergerakan, bacaan merupakan alat penyampai pesan dari orang-orang atau organisasi-organisasi pergerakan kepada kaum kromo. Oleh spectrum revolusioner dan radikal dari kaum pergerakan, bacaan diisi pesan tentang jaman yang telah berubah dan penindasan kekuasaan kolonialisme. Tujuan dari pesan-pesan tersebut adalah agar dapat mengajak rakyat--kaum kromo--melawan penjajah, sebagaimana pernah dinyatakan Marco:

Sunday, March 13, 2011

PERGESERAN IDEOLOGI AMIR SJARIFOEDDIN

Introduksi

29 Agustus 1948, Beberapa bulan setelah kejatuhannya sebagi perdana mentri, diikuti dengan dibentuknya Front Demokrasi Rakyat dan kedatangan Tokoh komunis tua Musso ke tanah air. Amir Sjarifudin membuat pengakuan yang mengejutkan kawan-kawannya dan pemerintah, bahwa ia sebenarnya seorang komunis sejak tahun 1935, ketika berada di Surabaya melalui Widarta ia masuk PKI illegal yang coba dibangun kembali oleh Musso.

 8 September 1948, Amir melakukan otokritik atas dirinya “ Sebagai komunis saya akui kesalahan saya, dan saya berjanji tidak akan membikin kesalahan lagi. Saya menerima 25 ribu gulden dan Belanda sebelum pendudukan Jepang, buat menjalankan gerakan-gerakan bawah tanah. Tetapi saya terima uang itu karena Comintern (Communist-internationalle) mengusulkan supaya kita bekerjasama dengan kekuatan kolonial dalam satu front melawan Fasisme.” Ia seterusnya menjelaskan lagi, bahwa setelah perang dunia kedua berakhir, tidak ada alasan lagi buat bekerja sama dengan kaum kolonialis. Kaum komunis sekarang tidak memerlukan lagi kerjasama dengan kaum kapitalis.

Monday, November 15, 2010

GERAKAN TENTARA RAKYAT 11 OKTOBER 1949

7 Mei 1949, Republik dan Pemerintah Belanda sekali lagi menandatangani perjanjian, Perjanjian Rum - Van Royen. Di bawah tekanan berat dari Amerika, Belanda mempersiapkan waktu ini untuk bernegosiasi serius dan ini adalah awal dari perkembangan menuju transfer resmi kekuasaan.

Tanggal 3 Agustus 1949 dua Kepala Pemerintahan secara bersamaan mengumumkan berakhirnya tembak menembak antara Indonesia dan Belanda yang pelaksanaannya dimulai tengah malam tanggal 10-11 Agustus 1949 untuk Pulau Jawa dan tanggal 14-15 Agustus 1949 untuk Pulau Sumatera. Tidak lama sesudah penghentian tembak-menembak dilaksanakan, yakni tanggal 22 Agustus 1949, dimulai KMB di Den Hag yang berlangsung hingga tanggal 2 Nopember 1949. Kedua peristiwa itu merupakan kelanjutan pelaksanaan dari Perjanjian Roem- Van Royen.

Keputusan mengadakan gencatan senjata dengan pihak Belanda , melalui perjanjian Roem – van Royen ini ternyata tidak sepenuhnya disetujui oleh unsur- unsur di dalam republik. Ketidakpercyaan pada pihak Belanda , yang tidak pernah mengakui Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah alasan yang diajukan kaum republican penentang persetujuan, mereka menyatakan bahwa perjanjian tidak akan membuat Indonesia Merdeka 100%, maka jalan perang mempertahankan proklamasi kemerdekaan adalah jalan terbaik yang mesti ditempuh.

Sunday, October 3, 2010

KONFRONTASI, PERISTIWA MADIUN 1948 - PERISTIWA SUMATERA 1956

Aidit memimpin PKI sejak Januari 1951, dan Sejak 1951 Aidit menitikberatkan perjuangan partai melalui jalan parlemen. Dengan strategi front nasional PKI berhasil menciptakan ruang yang memudahkan konsolidasi partai.Sepanjang 1950-an PKI praktis tidak pernah "bermaindi luar jalur" seperti halnya partai-partai yang bertualang dengan terlibat aksi pemberontakan di daerah-daerah, usaha putsch atau persekongkolan untuk menyingkirkan pemimpin nasional. Tidak mengherankan jika Soekarno melihatnya sebagai sekutu penting untuk mengimbangi tekanan pihak militer.

Semua ini berubah pada awal 1960-an. Angkatan Darat dan kekuatan antikomunis kini melihat PKI sebagai ancaman nyata. Ancaman bahwa PKI akan berhasil menguasai pemerintah melalui pemilihan umum dan perjuangan parlementer membuat lawan politiknya diam-diam mensyukuri Demokrasi Terpimpin.

Ketegangan sosial dan politik meningkat karena perekonomian memburuk. Para ahli psychological warfare dalam maupun luar negeri sementara itu meramaikan suasana politik dengan desas-desus, pengacauan informasi, dan aksi subversi.

Wednesday, September 15, 2010

(PLEDOI) KRITIK OTOKRITIK SEORANG POLITBIRO CC PKI

Butir terpenting KOK adalah kritik sangat tajam dan luas terhadap politik PKI dan tingkah laku para pemimpinnya selama dibawah pimpinan DN Aidit dkk. Pimpinan Polit Biro baru, pasca G 30 S 1965, Sudisman dkk menerima kritik tersebut sebagai kritik atas dirinya sendiri, sehingga disebut Otokritik.

Pendek kata selama masa kepemimpinan DN Aidit, politik PKI adalah politik borjuis kecil yang plin-plan dan tidak revolusioner, sifat-sifat yang juga diperlihatkan pada para tokoh pimpinannya. Karena itu KOK menghendaki adanya perubahan fundamental dan menyeluruh, baik dibidang ideologi, politik dan organisasi. 

Sebuah kesadaran yang terlambat, setelah kegagalan Avonturisme G 3O S, yang pada akhirnya menyeret PKI kedalam kehancuran yang sistematis.